Rabu, 14 Desember 2016

BAKAT YANG DIMILIKI DEKAN FKIP UMMI



Pada 07 Desember telah dilaksanakan pelantikan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang bernama Sistiana Windyariani, M.Pd. Beliau  terpilih, karena kepribadiannya yang rajin dan ulet. Kepribadian tersebut terlihat semenjak beliau memiliki jabatan sebagai sekretaris dekan, dengan demikian rekan-rekan pengurus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan memberikan kepercayaan kepada Sistiana Windyariani untuk menjadi dekan.
Ternyata tidak disangka saat Sistiana Windyariani masih duduk di Sekolah Dasar (SD), beliau pernah mengikuti seleksi membaca puisi yang diadakan oleh guru sekolahnya. Dari seleksi tersebut Sistiana Windyariani dipilih oleh sang guru untuk mewakili sekolahnya dalam mengikuti acara perlombaan membaca puisi, tanpa disangka-sangka Sistiana Windyariani menjadi salah satu juara dari perlombaan tersebut. Hanya saja, bakat yang dimilikinya tersebut tidak dikembangkan. Karena, beliau menganggap kemenangannya dalam membaca puisi itu hanya suatu keberuntungan semata.
Sistiana Windyariani pun memiliki suatu karya sastra yang berbentuk puisi. Dalam penulisan karya sastra berupa puisi tersebut Sistiana Windyariani lakukan tanpa sengaja melainkan dalam keadaan spontan. “inspirasi menulis puisi bisa dari banyak hal, misalnya dalam melakukan kesalahan saya tahu itu salah walaupun hal-hal kecil tetapi itu beban. Saya tuliskan semata-mata hanya untuk tidak hilang dan menuliskannya menjadi sebuah puisi. Memang bahasa tulis lebih mengetuk hati dibandingkan bahasa lisan.” Ujar Sistiana Windyariani.
Dalam menulis puisi Sistiana Windyariani tidak termotivasi dari orang lain, bahkan dari salah satu sastrawan pun tidak. Karena hasil karya yang dibuatnya tersebut hanyalah suatu ungkapan perasaan yang alami.
Untuk membaca karya sastra Sistiana Windyariani mengakui bahwa ia kurang menyukainya. Karena kurangnya waktu senggang yang dimiliki Sistiana Windyariani. Meskipun begitu, Sistiana Windyariani tetap mengajarkan serta membimbing anak-anaknya untuk rajin membaca buku sastra, baik yang berupa fiksi maupun buku pelajaran umum.

PROGRAM KERJA KAHIM SASTRASIA



SUKABUMI – Dengan terpilihnya ketua baru di Himpunan Mahasiswa (HIMA) Sastra Indonesia (SATRASIA) dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang bernama Zulfatulaillah Hasanah yang merupakan mahasiswa semester 5 di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan anggota dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Zulfatulaillah Hasanah terpilih menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia karena dicalonkan oleh rekan-rekannya untuk bersing secara sehat menggantikan ketua sebelumnya. Tanpa disangka Zulfatulaillah Hasanah terpilih.
            Zulfatulaillah Hasanah sudah merancang program kerja salah satunya dibidang sastra, untuk mengembangkan program-program yang belum terleksana pada kepemimpinan sebelumnya. Program kerja yang sudah dirancang diantaranya mengembangkan bakat serta minat dalam Bahasa dan Sastra serta melaksanakna kegiatan tahunan Gebyar Bahasa Sastra Indonesia yang disebut dengan GBSI.
            “Dalam program yang saya buat menambahkan divisi dalam struktur kepengurusan HIMA yang bernama minat dan bakat yang dimiliki mahasiswa/i. Karena sebetulnya mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki bakat yang terpendam dan itu semua perlu untuk dikembangkan.” Ujar Zulfatulaillah Hasanah.
Untuk program tahunan sudah Zulfatulaillah Hasanah tetapkan dilaksanakan pada awal Mareat 2017. Dalam program tahunan tersebut diadakan perlombaan membaca puisi, monolog, drama dan menulis cerpen serta mengadakan seminar dengan mengundang salah satu sastrawan terkenal. Untuk proses pelaksanannya di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), dan dilaksanakan 3 hari berturut-turut.
Dalam pelaksanaan Gebyar Bahasa Sastra Indonesia (GBSI) Zulfatulaillah Hasanah menganjurkan mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ikut serta menjadi panitia dan berpartisivasi dalam acara GBSI. Acara tersebut dititik beratkan kepada mahasiswa semester 3. Namun, ketua HIMA Satrasia yang sekarang memilih untuk semua tingkatan mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ikut serta bertanggung jawab dalam acara tersebut. Karena Zulfatulaillah Hasanah menggangap bahwa kegiatan BGSI salah satu program HIMA Satrasia yang tentunya seluruh mahasiswa/i ikut serta bertanggung jawab.

Rabu, 07 Desember 2016

DEKLARASI HARI DONGENG NASIONAL




Tokoh satu ini dikenal sebagai Pencipta Tokoh 'Si Unyil'. Nama asli beliau adalah Drs. Suyadi atau Raden Soejadi yang lahir pada tanggal 28 November 1932 di wilayah Puger, Jember, Jawa Timur. Beliau merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Sosok Pak Raden terkenal dengan aksesoris khasnya yaitu mengenakan beskap hitam, blangkon, kumis tebal palsu, serta tongkat kayu. Sejak kecil Drs. Suyadi atau yang akrab disapa Pak Raden sangat hobi dalam menggambar dengan menggunakna arang atau kapur di halaman rumahnya.
Dengan menggambar, ia merasa menemukan dunianya sehingga tak jarang tembok rumahnya juga dipenuhi dengan gambar yang dibuat oleh Suyadi atau Pak Raden. Hobi menggambarnya kemudian mengantar pak raden masuk ke jurusan seni rupa di ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1952. Di kampus ITB pula bakatnya dalam menggambar makin terasah dan makin mencintai dunia seni. Di kampusnya itu, ia banyak menghasilkan karya berupa buku cerita bergambar untuk anak-anak dimana ia sebagai ilustrator dan penulis ceritanya serta ia juga membuat film pendek animasi untuk anak-anak.
Beliau kuliah di ITB sampai tahun 1960. Lulus dari ITB, Pak Raden atau Suyadi kemudian melanjutkan pengetahuannya tentang animasi di Perancis, ia belajar disana selama empat tahun antara tahun 1961 hingga 1965. Keahliannya dalam hal animasi makin terasah semakin membuatnya mencintai dunia seni yang kemudian kelak akan membuatnya terkenal dan namanya dikenang di Indonesia. Kembali dari Perancis, Pak Raden atau Drs. Suyadi kemudian menjadi staf pengajar di jurusan Seni Rupa dalam seni Ilustrasi di ITB (Institut Teknologi Bandung) dari tahun 1965 hingga 1975, ia juga mengajar khusus animasi di Institut Kesenian Jakarta.
Menciptakan tokoh si Unyil hingga dikenal sebgaia Pak Raden. Kemudian memasuki tahun 1980, Pak Raden kemudian menciptakan tokoh 'Si Unyil' yang terkenal. Kata 'Unyil' sebenarnya berasal dari kata 'Mungil' yang artinya 'kecil'. Bersama dengan itu ia juga menciptakan tokoh Pak Raden yang dikenal sebagai tokoh antagonis dalam serial Sandiwara boneka Si Unyil yang ditayangkan di TVRI kala itu, ia menjadi pengisi suara tokoh Pak Raden yang kemudian membuatnya dikenal dengan nama Pak Raden.
Tokoh di balik film boneka si Unyil, yaitu Drs Suryadi kini telah tiada pada usia 82 tahun, beliau meninggal dunia jam 22.20 WIB di rumah sakit Pelni Petamburan," kata cucu Pak Raden, Ilona dalam wawancara lewat telepon dengan Kompas.com di Jakarta, jumat malam.
Deklarasari hari dongen Nasional tepatnya pada tanggal 28 November 2015 yang bertepatan dengan tanggal lahirnya Drs. Suryadi atau lebih akrab disapa Pak Raden yang merupakan tokoh dari salah satu karya seninya “Si Unyil” Pak Suyadi adalah pendidik yang luar biasa. Seorang pendongeng sejati, multitalenta dalam mengajar, menyanyi dan menggambar. Pak Raden juga seorang pendidik budi pekerti yang menjadi idola semua orang. Dalam acara pendeklarasian Rona Mentari meminta dukungan serta membacakan delarasi hari dongeng Nasional bersama para guru dan murid SD Muhammadiyah Menguri.
 Pelaksanaan delarasi tersebut di Kulon Progo,  dilaksanakan di depan diorama Tugu Golong Gilig , dan di area Tugu Paal Putuh Yogyakarta. Deklarasi tersebut untuk memberikan penghargaan serta untuk mengenang  ahli dongeng  yang gelendaris dan harapannya kepada  masyarakat terutama bagi orang tua untuk membiasakan anak-anak mendengarkan berbagai macam dongeng yang dapat memotivasinya.