Sukabumi - Penulis
muda yang bernama Lutfi Mardiansyah, memiliki bakat dalam menerjemahkan
karya-karya sastra. Lutfi Mardiansyah cukup terkenal terutama
dikalangan penikmat sastra serta seni. Meski karya-karyanya belum
terpublikasikan secara menyeluruh untuk diterbitkan, baginya hal
tersebut tidak menjadi penghalang untuk tetap berkarya. Karena dengan
minat yang dimilikinya sejak duduk dibangku kuliah hingga sekaranglah
yang membuatnya bertahan untuk tetap berkarya. Dengan begitu, sudah
cukup banyak karya-karya sastra barat yang diterjemahkannya, dalam
bentuk genre prosa serta puisi. Karya-karya terjemahannya tersebut
dikerjakan secara tunggal dan bersama-sama dengan rekannya.
Terdapat
beberapa judul puisi tunggalnya yang telah terbit, diantaranya Sihir Matamu (Feira: 2012), Terlimbur Tafsir (Garudhawaca: 2013), dsb. Karya
puisi yang dimuatnya dalam antologi puisi secara bersama berjudul Nalar
Memilih Presiden, Dari Senja ke Malam, Menulis Puisi Lagi, dsb. Selain
itu, novel yang baru diterbitkannya berjudul Pedro Paramo karya Juan
Rulfo. Peluncuran novel tersebut diselenggarakan pada 25 September 2016
di Analog Koffiehuis Sukabumi. Sastra lain yang diterjemahkannya karya
Jorge Luis Borges dengan judul buku Parabel Cervantes dan Don Quixote
yang berbentuk cerita pendek beserta novel-novel lainnya. Namun, belum
dapat diterbitkan.
Dengan
tekadnya untuk tetap menjadi penulis dibidang sastra, terutama dalam
menerjemahkan karya-karya sastra barat Lutfi Mardiansyah berupaya untuk
mengembangkan karya sastranya tersebut dengan cara memiiki banyak
referensi-referensi buku dari berbagai genre sastra serta mengajak juga
memperkenalkan pula kepada seluruh kalangan masyarakat bahwa sastra
barat itu tetap dapat dinikmati oleh penduduk Indonesia, sekalipun
penduduk di Indonesia kurang memahami bahasa-bahasa barat. Dengan
begitu, seluruh kalangan di Indonesia dapat ikut serta berpartisipasi
terhadap karya-karya sastra lokal maupun internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar