Selasa, 18 Oktober 2016

RESENSI NOVEL LELAKI HARIMAU Karya EKA KURNIAWAN



Judul               : Lelaki Harimau
Penulis             : Eka Kurniawan
Penerbit           : PT. Gramedia Pusat Utama
Terbit               : Agustus 2014 (sampul baru)
Tebal               : 190 halaman
Harga              : Rp. 45.000

Hasil gambar untuk FOTO NOVEL LELAKI HARIMAU
Karya Eka Kurniawan dengan novel Lelaki Harimau atau Man Tiger ini yang mengangkat Eka. Karena dari novel Lelaki Harimau yang diterjemahkan oleh penulis-penulis luar negri ke dalam bahasa Inggris, Swedia, dsb. Eka mendapatkan penghargaan internasional yaitu The Mau Booker Internasional prize pada 2016, Eka Kurniawan penulis asal Indonsesia terdaftar dalam nominasi bersama beberapa buku karya dari berbagai negara dan baru kali ini karya penulis Indonesia yang masuk nominasi tersebut yaitu novel Lelaki Harimau.

Isi dari novel Lelaki Hrimau ini menceritakan Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun, di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. “Bukan aku yang melakukannya,” ia berkata dan melanjutkan, “Ada harimau di dalam tubuhku.”

Tidak ada yang menyangka Margio bakal membunuh Anwar Sadat. Bagi orang-orang, akan lebih masuk akal kalau Margio membunuh bapaknya, Komar bin Syueb. Orang-orang tahu, bapaknya lah yang selama ini membesarkannya dengan pukulan dan hardikan kepada dirinya. Karena itulah, di balik tubuhnya yang kuat dan kekar, ia menyimpan dendam yang begitu dalam terhadap bapaknya. Berkali-kali dalam kesempatan yang berbeda ia menggumamkan keinginannya untuk membunuh Komar bin Syueb. Walaupun begitu, orang-orang percaya ia takkan melakukannya.

Bagaimana pun Margio bukan lelaki berandalan yang tak jelas juntrungannya. Ia adalah lelaki yang tak menyukai kekerasan. Tidak ada yang menyangka bagaimana Margio membunuh Anwar Sadat. Ia menancapkan gigi-giginya ke leher lelaki tua itu. Merobek daging yang membungkus uratnya serta giginya menamcap layaknya harimau yang menerkam mangsa. Senja ketika Margio membunuh Anwar Sadat, Kyai Jahro tengah asyik dengan ikan-ikan di kolamnya, ditemani aroma asin yang berterbang di antara batang kelapa, dan bunyi falsetto laut, dan badai jinak merangkak di antara ganggang, dadap, dan semak lantana.
Hasil gambar untuk FOTO NOVEL LELAKI HARIMAU 
Kelebihan novel Lelaki Harimau adalah Sepanjang novel Lelaki Harimau ini, Eka secara konsisten menggambarkan latar dengan detil serta dengan diksi yang puitis, tetapi dengan pilihan kata yang jujur dan lugas. Lembar demi lembar, pembaca diajak untuk mencari tahu mengapa Margio membunuh Anwar Sadat. Tetapi justru dalam perjalanan mengetahui itu, Eka memberikan pengalaman yang luar biasa. Cerita disampaikan dengan alur maju-mundur yang saya kira cukup rumit untuk ditulis. Penulisan khas Eka Kurniawan dengan kalimat panjang dan detil yang memanjakan imajinasi para pembacanya. Seperti karya-karya lainnya, Eka Kurniawan berhasil menghipnotis pembaca masuk dalam situasi yang meyakinkan sejak awal cerita.

Kekurangan dari novel Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan ini ialah dari segi gaya penulisannya. Penulisan yang banyak mengandung kata kiasan semacam itu membuat pembaca kesulitan dalam mencerna isi dari novel tersebut dan kesulitan dalam menangkap dalam makna yang hendak disampaikan oleh penulis kepada para pembacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar